Rabu, 15 Desember 2010

PENYEBAB PERUSAHAAN [NEGARA] BANYAK MERUGI.

Seorang Pejabat pada perusahaan Swasta/Pribadi dengan modal Swasta/Pribadi, tentulah senantiasa selalu berfikir, berusaha dan bekerja dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk tidak sampai terjadi pada Perusahaan yang dikelolanya mendapat kerugian, yang ujungnya bisa berakibat Perusahaannya mengalami kebangrutan, alias gulung tikar, alias pailit. Dikarenakan seumpama terjadi malapetaka, Pejabat tersebut tidak dapat meminta kepada pihak lain untuk menutup ataupun sekedar menalangi [pinjaman] guna mengatasi akibat kerugian tersebut.
Oleh sebab itu pada Perusahaan Swasta/Pribadi selalu menerapkan Peraturan yang ketat dan dengan disiplin yang tinggi kemudian tidak lupa memberikan Panismen/pelajaran, bahkan bila perlu diadakan denda. Bersamaan dengan itu pula tidak ketinggalan membuat metode-metode yang merangsang Pekerjanya [ berlaku bagi segenap tingkatan ] agar selalu termotifasi untuk bekerja dengan segenap kemampuan dan karyawannya tidak akan mau bermalas-malasan, apalagi untuk mencari-cari alasan untuk tidak melaksanakan segala tanggung jawab yang diterimanya.  Ini semua diadakan supaya Perusahaannya medapat keuntungan yang banyak [ baca; bukan keuntungan yang Besar].
Seorang Pejabat [ dari yang tertinggi sampai yang terendah ] dalam Perusahaan yang modalnya dari Negara, Logikanya apakah mungkin sampai berfikir, berusaha dan bekerja seperti yang dilakukan oleh seorang Pejabat yang dengan modal sendiri atau pribadi/swasta. Dan yang terjadi pada kenyataannya sewaktu modalnya habis atau minus, selalu berusaha lagi untuk meminta kepada Negara agar ditambah lagi modal usahanya. Bahkan tidak jarang para Pejabat Perusahaan dengan modal dari Negara tersebut, memanfaatkan peraturan yang dipunyai Negara untuk berlindung, supaya bisa mendapatkan suntikan dana tambahan demi kelangsungan beroperasinya Perusahaan yang bermasah tersebut.
Dari berita masmedia ada yang lebih ironis lagi, Perusahaan [ yang modalnya dari Negara] bergairah menaikan Gaji-nya beramai-ramai, tetapi memberitakan Perusahaanya tidak memperoleh keuntungan.
Timbul pertanyaan besar kepada Perusahaan [terutama yang modalnya dari Negara], masih tetap mempertahankan prinsip semakin lama bekerja, semakin ringan cenderung santai tetapi dengan permintaan Gaji yang Besar, bukan minta Gaji yang Banyak.
Pemahamannya adalah, Gaji yang besar, Prodaknya sedikit mendapat keuntungan Besar. Tetapi keuntungan yang Banyak adalah Prodaknya banyak, untung dalam satuannya kecil tetapi karena banyak produksinya tentunya untungnya Banyak pula. Sedangkan pada era sekarang ini yang pantas dipertahankan adalah prinsip Untung yang banyak. Prinsip ini akan bisa dilaksanakan dengan syarat dinsiplin yang tinggi, kerja keras dan jangan putus harapan, jangan saling lempar tanggung jawab.
Penutup posting ini, semua yang dipaparkan di atas merupakan pemahaman dari seorang pekerja yang banyak memperhatikan perusahaan yang berhasil dan yang menemui kegagalan dan kesalahan. Mungkin kita perlu juga untuk belajar dari kesalahan dan kegagalan, baik itu dari diri sendiri ataupun dari pihak yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar