Kamis, 13 Januari 2011

PERGURUAN TINGGI CIPTAKAN PEKERJAAN


Setiap tibanya pembukaan penerimaan Mahasiswa Tahun Pengajaran baru, kita sering melihat banyak Propaganda di Masmedia umum ataupun Spanduk-spanduk yang mempromosikan suatu Perguruan Tinggi, memberitakan bahwa Perguruan Tinggi tersebut dapat menjamin dengan Kuliah ditempatnya, setelah selesai [Tammat] mudah mendapatkan Pekerjaan, bahkan ada Perguruan Tinggi yang berani menjamin akan sudah memperoleh Pekerjaan sebelum menyelesaikan Kuliahnya ditempat tersebut, lengkap dengan nama Perusahaan penampung tenaga kerjanya.
Parallel dengan semuanya itu, banyak pula Perguruan Tinggi yang meng”Clamp”dengan status Ternama dan Terpopulair, mempropagandakan diri bahwa Almamaternya sudah banyak bekerja dalam Perusahaan Besar, Ternama, dengan Jabatan yang serba Hebat plus dengan Upah yang Hebat pula.
Dampak yang sampai kepada masyarakat umum adalah pada saat seseorang yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi akan memilih seperti yang dipropagandakan tersebut.
Akibat Negatif yang ditimbulkan, tidak sedikit Tammatan Perguruan Tinggi tersebut lebih senang menyandang Status Pengangguran, plus embel-embel “Intelektual” daripada dia bekerja dalam Perusahaan yang seadanya dengan Posisi dan Upah yang disamakan dengan Pekerja lainnya yang pendidikan jauh dibawah dirinya.
Yang menarik ada Perguruan Tinggi mempromosikan bahwa agar tammatan yang dihasilkannya dapat menciptakan lowongan kerja atau menciptakan pekerjaan untuk menampung masyarakat pencari kerja yang memerlukan pekerjaan.
Uniknya Motto Tammatan Perguruan Tinggi [baca; Sarjana], supaya dapat menciptakan pekerjaan ataupun Lowongan kerja, masih sungkan-sungkan untuk mempromosikannya secara besar-besaran dan terbuka kepada masyarakat umum. Bahwa sesungguhnya “Menciptakan Pekerjaan” adalah yang sungguh-sungguh “Ideal” bagi tammatan Perguruan Tinggi, dari pada membodohi diri dan masyarakat banyak dengan Slogan “Pengangguran Intelektual”, yang secara jujurnya adalah “Tidak Intelektual”.
Posting yang unik ini di Dedikasikan, terutama untuk Generasi Muda “Pendidikan untuk Mencerdaskan kehidupan Bangsa”, dengan Bangsa Yang Cerdas akan menjadi Bangsa yang Maju dan ber-Adab.
Yang “Cerdas” bukan berarti hanya untuk “Yang berkedudukan dan ber-Keberadaan”, akan tetapi tepatnya; Bagi segala Manusia yang bisa menjalani Profesi-nya masing-masing, cocok dengan Fithrah dan Kemampuan setiap Individu atau Kelompok-nya.
Tataplah Masa Depan dengan Optimisme yang Optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar