PENDIDIKAN UNTUK MENCERDASKAN.

Masa sebelum thn 1960, orang dengan pendidikan tammatan Sekolah Rakyat [ sekarang Sekolah Dasar ], sudah dinilai oleh masyarakat umum “ Orang yang berpendidikan “ dengan pengertian , dihormati masyarakatnya, mencari pekerjaan tidak sulit. Menginjak thn 1970, yang dianggap berpendidikan itu minimal tammatan Sekolah Menengah Pertama [ SMP }. Memasuki thn 1980, meningkat lagi ke tammatan Sekolah Menengah Atas [SMTA].
Selanjutnya sejak thn 1990, yang ‘ Berpendidikan’ ialah dengan mempunyai gelar Sarjana Muda [ Diploma 3 thn ] sampai kejenjang yang diatasnya lagi.
Dimasa thn 1980 s/d mendekati thn 2000, Perusahaan yang bertaraf Nasional dalam pe-rekrutment pekerja pekerjanya, banyak yang cukup hanya tammatan SMTA untuk ditempatkan sebagai operator umum.
Mulai era thn 2000 keatas [ sampai sekarang ], mulai mensyaratkan minimal Sarjana Muda [ Diploma 3 thn ], terutama untuk operator operator dengan system komputerisasi.

Yang pada kenyataannya memang sudah banyak para Sarjana Sarjana,  bekerja tidak harus sesuai dengan Gelar yang disandangnya. Kalau mengambil dari pandangan negatifnya bahwa, nilai pendidikan sudah semakin menurun dalam kehidupan bermasyarakat dan Negara.

Akan tetapi bila mengambil dari sisi positif [ baiknya ], inilah yang harus diambil sebagai pedoman.

Dan sesungguhnya mereka mereka [ para sarjana-sarjana tersebut ], yang Tidak selalu menjadikan gelar yang disandangnya untuk dijadikan refferensi guna medapat posisi atau jabatan,yang harus sesuai dengan gelar Sarjana-nya, adalah para sarjana yang Sejati.
Yang  pada hakikatnya,  menilai pendidikan tidak hanya diukur dengan dimana level pekerjaannya atau posisi yang dia tempati, didalam lingkungan pekerjaannya maupun dalam lingkungan masyarakatnya.

.Bangsa bangsa yang maju banyak dinilai dari tingkatan pendidikan warga negaranya,ter-utama pendidikan Formal.
Jadi ‘ Pendidikan ‘;  adalah untuk mencerdaskan.

Bahasa yang lebih populairnya; Pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa